SISTEM KOORDINASI PADA
HEWAN ( KATAK)
LAPORAN KULIAH
LAPANGAN FISIOLOGI HEWAN
Dibuat sebagai salah
satu syarat untuk memenuhi tugas laporan praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Siti
Nurkamilah,S.Pd.
Disusun
Oleh:
1.
Mina Aropah (12541041)
2.
Nelsa Fitriani (12541043)
3.
Tri Harjayanti (12541046)
4.
Syipa Sofiah
Ramdiani (12541050)
5.
Sentia Hendra Noer
Fitri (12541052)
BIOLOGI
3 B
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)GARUT
2015
SISTEM KOORDINASI PADA
HEWAN ( KATAK)
A.
JUDUL
Sistem
Koordinasi Pada Hewan (Katak)
B.
TUJUAN
1. Untuk
menegtahui system koordinasi pada katak normal dan yang di dekapitasi.
2. Untuk
mengetahui gerak reflex pada manusia.
C.
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan :
1. Aquarium
2. Bak bedah
3. Statif
4. Katak
5. Rantai Penggantung
6. Sonde/Pengaduk gelas
7. Gunting Bedah
8. Kapas
9. Palu atau alat pemukul lain
10. Kursi
Bahan yang digunakan :
1. Larutan HNO3 encer
2. Larutan HNO3 pekat
3. Larutan H2SO4 ; 1%, 3%, 5%
4. Larutan Nacl 0,6%
5. Pipet tetes
6. Spirtus
D. PROSEDUR KERJA
1) Masing
masing praktikan memegang 1 ekor katak yang masih hidup dengan tangan kiri dan
genggamlah kedua kaki belakangnya, kemudian dekatkan gelas pengaduk atau sonde
pada daerah mata, amati dan catatlah apa yang terjadi dengan matanya?
2) Sentuh
nares eksterna (hidung luar) pada katak. Perhatikan dan catatlah bagaimana
gerakan nares eksternanya?
3) Lakukan
dekapitasi pada salah satu katak dengan cara mengangkat otaknya kerjakanlah
dengan cara hati-hati agar tidak merusak tulang belaknganya (spinal cord)
eperti berikut; masukanlah gunting bedah kedalam mulut katak dan angkat
kepanya, kemudia guntinglah dibawah membrane
timpani. Tutuplah bagian pototngan tersebut dengan kapas yang sudah
dibasahi larutan fisiologisnya (NaCl 0,6%) dan gantunglah katak tersebut pada
statif dengan mengkait rahang bawahnya. Tetesi dngan larutan fisiologis agar
kesadrannya pulih kembali.
Setelah
katak siuman kerjakanlah hal-hal berikut dibawah ini baik pada katak normal
maupun yang didekapitai.
4) Usaplah
bagian Sub mandibular sampai bagian
perut dan perhatikan gerakan anggota badan anterior (kaki depan).
5) Goreslah/
sentuhlah bagian lateral atau dorsal tubuh katak, apakah katak tersebut
berbunyi? Adakah respon lain selain berbunyi catatlah!
6) Peganglah
kedua kaki depannya dan biarkan kedua kaki belakang bebas, kemudian goreskan
gelas pengaduk yang telah dicelupkan kedalam HNO3 encer pada punggungnya amati
apa yang terjadi.
7) Masukkan
kedu katak tersebut kedalam aquarium, perhatikanlah gerakannya?
8) Kemudian
terlentangkan kedua katak pada bak bedah, perhatikan apakah katak berusaha
untuk membalikan badannya atau tidak?
Gantunglah
kedua katak tersebut pda bagian rahang bawahnya.
9) Sediakan
tiga gelas bekker yang masing-masing berisis larutan H2SO4; 1%, 3%, 5%,
lakukanlah sumasi dengan rangsang zat-zat kimia seperti berikut celupkan ujung
jari kaki katak pada larutan yang terlemah, ulangi beberapa kali sampai terjadi
respon, celupkan ujung jari kaki katak tersebut pada larutan yang lebih kuat.
Perhatikan sebelum dicelupkan jari kaki katak harus dicuci telebih dahulu.
10) Sentuhlah
jari kaki belakang dan kaki depan dengan benda panas, perhatikan reaksinya.
11) Sentuh
pula bagian ventrl/ perutnya dengan benda panas (sonde yang dibakar), bagaimana
reaksinya?
E.
LANDASAN
TEORI
Sistem saraf merupakan salah satu sistem
koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi
dan direspon oleh tubuh. Pada manusia terdapat sistem saraf yang jauh lebih
berkembang dari pada sistem saraf mahluk lain ( khususnya otak). Sistem saraf
berfungsi menerima rangsang ( stimulus ) dari lingkungan atau rangsang yang
terjadi di dalam tubuh, mengubah, menghantar dan mengolah rangsang serta
mengkoordinasi dan mengatur fungsi tubuh melalui impuls-impuls yang di bebaskan
dari pusat ke perifer.
Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem
saraf, yaitu:
·
Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh
kita yang bertindak sebagai reseptor
adalah organ indera.
·
Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf
tersusun dari berkas serabut
Penghu bung (akson). Pada serabut
penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
·
Efektor adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah
diantarkan oleh pengha ntar impuls.
Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron.
Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls
(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
a.
Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang
paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari
dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel,
sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.
Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi
sintesis protein.
b.
Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek
dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit
berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c.
Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah
serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di
dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril
dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak
dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut
dibungkus oleh sel- sel sachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat
menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan
mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan.
Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut
dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Ada
tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya,
yaitu:
·
Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima
rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
·
Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan
rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan
berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
·
Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi
menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak
ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah
sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.
·
Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan
antara saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara dendrit
dan neurit. Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan kantung-kantung yang berisi
zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut
berperan dalam mentransfer impuls pada sinapsis.
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor
dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan
sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Contoh
rangsangan adalah sebagai berikut:
• Perubahan dari dingin menjadi panas
• Perubahan dari tidak ada tekanan pada
kulit menjadi ada tekanan
• Berbagai macam aroma yang tercium oleh
hidung
• Suatu benda yang menarik perhatian.
• Suara bising
• Rasa asam, manis, asin dan pahit pada
makanan
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan
menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut
adalah sebagai berikut:
a.
Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak
yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan
ini disampaikan melalui jalan yang panjang.
b.
Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak
disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan
melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati otak.
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang
belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan
sistem saraf otonom.
1.
Sistem saraf pusat
•
Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat
pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak,
beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak
besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak besar
merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar dibagi
menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri.
Masing-masing belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak
besar belahan kanan mengatur dan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri,
sedangkan otak belahan kiri mengatur dan mengendalikan bagian tubuh sebelah
kanan.
Otak
kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar.
Otak kecil terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan
lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil dibagi menjadi dua bagian, yaitu
belahan kiri dan belahan kanan yang dihubungkan oleh jembatan varol. Otak kecil
berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot
ketika seseorang akan melakukan kegiatan.
Batang otak tersusun dari medula oblangata, pons, dan otak tengah.
Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi
penghubung antara otak besar dan otak kecil. Batang otak disebut dengan sumsum
lanjutan atau sumsum penghubung. Batang otak terbagi menjadi dua lapis, yaitu
lapisan dalam dan luar berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan
luar berwarna putih, berisi neurit dan dendrit. Fungsi dari batang otak adalah
mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu
tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.
•
Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang
belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang
yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan
luar berwana putih dan lapisan dalam berwarna kelabu. Lapisan luar mengandung
serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf.
Di
dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf
penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak
serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.
2.
Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan
dari dan ke sistem saraf pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf
tepi membentuk perubahan cepat dalam tubuh untuk merespon rangsangan dari
lingkunganmu. Sistem saraf ini dibedakan menjadi sistem saraf somatis dan sistem
saraf otonom.
•
Sistem saraf somatis
Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31
pasang saraf sumsum tulang belakang. Kedua belas pasang saraf otak akan menuju
ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit. Saraf sumsum
tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang belakang dan berhubungan
dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan, dan otot lurik.
Saraf-saraf
dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf pusat,
dan otot-otot rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat
memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di
bawah pengaruh sistem ini. Contoh dari sistem saraf somatis adalah sebagai
berikut:
a) Ketika kita mendengar bel rumah berbunyi,
isyarat dari telinga akan sampai ke otak.Otak menterjemahkan pesan tersebut dan
mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati pintu dan mengisyaratkan
ke tangan untuk membukakan pintu.
b) Ketika kita merasakan udara di sekitar
kita panas, kulit akan menyampaikan informasi tersebut ke otak. Kemudian otak
mengisyaratkan pada tangan untuk menghidupkan kipas angin.
c) Ketika kita melihat kamar berantakan, mata
akan menyampaikan informasi tersebut ke otak, otak akan menterjemahkan
informasi tersebut dan mengisyaratkan tangan dan kaki untuk bergerak
membersihkan kamar.
•
Sistem saraf otonom
otonom
Sistem saraf mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau
yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh
sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom
terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar,
karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan
ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang
terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah
sebagai berikut:
a) Mempercepat denyut jantung
b) Memperlebar pembuluh darah
c) Memperlebar
bronkus
d) Mempertinggi tekanan darah
e) Memperlambat gerak peristaltis
f) Memperlebar pupil
g) Menghambat sekresi empedu
h) Menurunkan sekresi ludah
i) Meningkatkan sekresi adrenalin
Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf
kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah
sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring - jaring yang berhubungan
dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ
tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.
Sistem
saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf
simpatik. Contohnya:
a)
Memperlambat denyut jantung
b) Memperkecil pembuluh darah
c)
Memperkecil bronkus
d) Memperendah tekanan darah
e)
Mempercepat gerak peristaltic
f)
Memperkecil pupil
g)
Menstimulasi sekresi empedu
h) Menaikkan sekresi ludah
i)
Menurunkankan sekresi
adrenalin
F.
HASIL
PENGAMATAN
Kegiatan 1:
TABLE
RESPON KATAK TERHADAP RANGSANG
TABEL HASIL PENGAMATAN
Jenis
rangsang
|
Tanggapan
yang di berikan
Katak
normal
|
Tanggapan
yang di berikan katak
Yang
di dekapitasi
|
a
|
Mata katak dan kelopak berkedip ,bagian pupil
mengecil.
|
Sebelum
di dekapitasi : Mata katak dan
kelopak berkedip ,bagian pupil mengecil,
|
b
|
Terajadi gerakan kembang kempis pada nares
eksterna
|
Sebelum
di dekapitasi : Terajadi gerakan
kembang kempis pada nares eksterna.
|
c
|
Tidak
Di dekapitasi:
|
Dekapitasi:
|
d
|
Anggota gerak bagian atas: bergerak secara refleks
dan cepat
|
Bagian sub mandibula sampai bagian perut tidak ada
repon atau rangsangan
|
e.
|
Tidak berbunyi, tapi katak tersebut merespon gerak
dengan cepat
|
Tidak berbunyi, dan tidak ada respon sama sekali.
|
f
|
Bagian tubuh katak bergerak cepat dari anterior
sampai posterior nya
|
Bagian punggung diberikan larutan HNO3 ada respon,
dibagian kedua kaki.
|
g.
|
Katak berenang
|
Katak tidak berenang dan tidak ada respon sama
sekali.
|
h
|
Di beri sentuhan , katak berusaha membalikan diri.
|
Tidak ada respon untuk membalik walau sudah di
beri rangsangan.
|
I
|
Tidak melakukan gerakan.
|
Tidak ada gerakan pada bidang miring.
|
J. K1%
|
Respon gerakan lambat
|
Tidak ada respon atau tanggapan
|
J. K3%
|
Respon gerakan agak cepat
|
Tidak ada respon atau tanggapan
|
J. K5%
|
Respon gerakan dari kaki hingga badan bergerak
sangat cepat dan serempak
|
Tidak ada respon atau tidak ada tanggapan
|
H2SO4 PEKAT
|
Gerakan singkat pada jari , jari tangan menegang ,
bahkan setelah didiamkan beberapa lama tangan nya tetap menegang.
|
Ada rangsangan di bagian kaki
|
k.
|
Ketika diberi sentuhan dengan benda panas reaksi
cukup cepat.
|
Jari kaki again belakang tidak ada tanggapan.
Jari kaki bagian depan tidak ada tanggapan.
|
L
|
Setelah di sentuh benda panas
Bagian kaki : Bagian kaki melepuh dan bergerak
lambat
Bagian tangan : Menghindari panas bergrak cepat
Bagian perut
: Bagian tubuh mengkerut bergerak cepat dan tangan menengang.
|
Tidak ada tanggapan atau respon
|
KEGIATAN II:
1.
Mintalah teman anda
untuk duduk pada kursi dan biarkanlah salah satu kakinya dalam keadaan bebas
atau santai. Pukullah igamentum atellanya
(dibawah tempurung lutut ) dengan palu atau alat pemukul lainnya. Perhatikan
gerakan kaki tersebut.
2.
Mintalah teman anda
melipat tangan dengan telapak tangan menengadah ke atas, tekanlah telapak
tangannya dengan telapak tangan anda. Tempatkan telapak tangan anda dibagian
atas telapak tangannya. Perhatikan respon apa yang terjadi
3.
Lakukanlah hal yang
sama pada anggota kelompok anda dan catatlah hasil kegiatanmu pada table
berikut :
NAMA
|
RESPON/GERAKAN
KAKI
|
RESPON
GERAKAN TANGAN
|
KETERANGAN
|
MINA
|
Respon menendang cepat
|
Kembali ke atas dengan cepat
|
Refleks setiap anggota kelompok berbeda
|
TRI
|
Respon menendang cepat
|
Kembali ke atas dengan cepat
|
Refleks setiap anggota kelompok berbeda
|
SIFA
|
Respon menendang cepat
|
Kembali ke atas dengan cepat
|
Refleks setiap anggota kelompok berbeda
|
NELSA
|
Respon menendang cepat
|
Kembali ke atas dengan lambat
|
Refleks setiap anggota kelompok berbeda
|
SENTIA
|
Respon menendang cepat
|
Kembali ke atas dengan cepat
|
Refleks setiap anggota kelompok berbeda
|
Pertanyaan
:
1. Apakah
tujuan praktikum 1 yang anda lakukan ?
Jawab : Mengetahui
gerak reflex pada saraf hewan (katak)
2. Apakah
tujuan praktikum II yang anda lakukan ?
Jawab :
mengetahui gerak refleks pada setiap orang , apakah berbeda atau tidak.
3. Bagaimanakah respon katak normal
pada rangsang yang diberikan ?
Jawab : Katak
normal bergerak dengan refleks dan cepat
4. Apakah
katak yang telah didekapitasi masih sanggup merespon setiap rangsang yang
diberikan? Jelaskan jawaban anda
Jawab :
Sanggup . terutama gerak refleks yang berasal dari susmsum tulang belakang.
5. Bagaimanakah
gerakan kaki teman anda setelah dipukul? Mengapa demikian jelaskan jawaban anda.
Jawab :
Rangsangan berbeda – beda , Refleks tergantung pada reseptornya
6. Bagaimana
pula dengan gerakan tangannya ? jelaskan
Jawab : Sama
hal nya dengan pada kaki , respon nya berbeda
7. Adakah yang dimaksud
dengan reflex?
Jawab :
Sensorik --- Conection --- Motorik
8. Komponen
system saraf manasajakah yang menyusun system reflex?
9. Bagaimakah
mekanisme reflex?
Jawab : Reseptor
----- sumsum tulang belakang ---- Efektor
10.
Apa yang dapat anda
simpulkan dari kegiatan yang anda lakukan?
Jawab
:
Sistem
saraf pusat sangat mempengaruhi respon
yang diberikan oleh katak.
G. PEMBAHASAN
Refleks
merupakan suatu respon organ efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat
otomatis atau tanpa sadar terhadap suatu stimulus tertentu. Refleks pada
amphibia merupakan konsep dari suatu ritme yang melekat dalam sistem syaraf pusat
yang telah ditentukan selama perkembangan. Katak yang telah pulih dari shock
spinal (akibat dari operasi pemutusan), akan menarik sebuah kakinya apabila
diberi stimulasi. Apabila kaki yang terstimulasi itu dicegah agar tidak
melengkung, kaki satunya akan bereaksi melengkung, sumsum tulang belakang sebagai syaraf
perifer mengandung tali spinal sehingga menimbulkan sinap yang dibawa neuron
yang selanjutnya menyebabkan gerak refleks.
H2SO4 termasuk
larutan elektrolit kuat yang dapat menghantarkan listrik, sifat hantaran
listrik ini disebabkan karena adanya
partikel bermuatan positif dan negatif.
Larutan H2SO4 bersifat asam pekat yang digunakan pada saat praktikum berfungsi
untuk memberikan rangsangan kimiawi sehingga menimbulkan gerak reflek.
Mekanisme gerak reflek dapat disederhanakan dengan skema sebagai berikut :
Stimulus neuron
sensori tali spinal interneuron neuron motorik efektor.Perusakan otak katak
memberikan respon positif
pada refleks pembalikan tubuh, penarikan kaki depan dan penarikan kaki belakang
sedangkan respon positif pada refleks pencelupan kaki ke dalam larutan H2SO4.
Percobaan ini sesuai dengan
pernyataan Ville et al. (1988) bahwa, refleks masih terjadi karena pusat dari
refleks spinal tidak berada dalam otak melainkan pada sumsum tulang belakang
yang terpisah dari otak. Berdasarkan pernyataan tersebut terjadi refleks ketika
perlakuan penarikan kaki depan dan penarikan kaki belakang.
Perusakan ¼ tulang belakang menimbulkan respon positif pada refleks pembalikan tubuh penarikan kaki depan, kaki belakang serta pencelupan ke dalam larutan H2SO4.
Perusakan ¼ tulang belakang menimbulkan respon positif pada refleks pembalikan tubuh penarikan kaki depan, kaki belakang serta pencelupan ke dalam larutan H2SO4.
Perusakan ½
tulang belakang menimbulkan respon positif pada penarikan kaki depan dan
penarikan kaki belakang, respon positif pada pembalikan tubuh serta pencelupan
ke dalam larutan H2SO4. Perusakan ¾ tulang belakang menimbulkan respon positif
pada penarikan kaki depan dan pembalikan tubuh, respon positif pada penarikan
kaki belakang serta pencelupan ke dalam larutan H2SO4. Perusakan total tulang
belakang menghasilkan respon positif pada pembalikan tubuh, penarikan kaki
belakang dan pencelupan dalam larutan H2SO4 dan memberikan respon positif pada
penarikan kaki depan.
Dari hasil
pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa pada katak yang dirusak otaknya
terjadi pengurangan frekuensi respon pada katak yang telah didekapitasi. Akan
tetapi katak yang tidak didekapitasi
masih dapat memberikan respon. Hal ini disebabkan karena jantung katak bersifat
neurogenik sehingga katak masih mampu memberikan respon.
Pearc (1989) menyatakan bahwa sumsum tulang belakang merupakan pusat gerak refleks, sehingga semakin tinggi tingkat perusakan sumsum tulang belakang maka semakin lemah respon yang diberikan. Hal ini yang akan menyebabkan refleks pembalikkan tubuh, penarikkan kaki depan dan kaki belakang serta pencelupan ke dalam larutan H2SO4 makin melemah seiring dengan tingkat perusakan. Perusakan tulang belakang juga merusak tali spinal sebagai jalur syaraf, namun dengan adanya respon refleks yang sederhana dapat terjadi melalui aksi tunggal dari tali spinal meskipun adanya perusakkan sumsum tulang belakang.
Pearc (1989) menyatakan bahwa sumsum tulang belakang merupakan pusat gerak refleks, sehingga semakin tinggi tingkat perusakan sumsum tulang belakang maka semakin lemah respon yang diberikan. Hal ini yang akan menyebabkan refleks pembalikkan tubuh, penarikkan kaki depan dan kaki belakang serta pencelupan ke dalam larutan H2SO4 makin melemah seiring dengan tingkat perusakan. Perusakan tulang belakang juga merusak tali spinal sebagai jalur syaraf, namun dengan adanya respon refleks yang sederhana dapat terjadi melalui aksi tunggal dari tali spinal meskipun adanya perusakkan sumsum tulang belakang.
Praktikum yang
dilakukan sesuai dengan pernyataan tersebut diatas.
Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:
Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:
• Neuron sensorik (nouron aferen) yaitu
sel saraf yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan
saraf. Neuron memiliki dendrit yang berhubungan dengan reseptor (penerima
rangsangan) dan neurit yang berhubungan dengan sel saraf lainnya.
• Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu
sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan impuls motorik dari susunan saraf
pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls dari akson neoron lain
sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor.
• Neuron konektor adalah sel saraf yang
bertugas menghubungkan antara neuron yang satu dengan yang lainnya.
• Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang
bertugas menghubungkan neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di
dalam sumsum tulang belakang atau di otak.
Pada katak yang
diperlakuan dengan merusak sistem saraf otaknya, maka respon yang dihasilkan
tetap ada namun katak merespon stimulus sangat lama. Hal ini dikarenakan sistem
saraf pada otaknya telah mengalami kerusakan pada saat penusukan dengan kawat
atau jarum pada saat praktikum. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan
diperlukan satu mikroelektroda yang dapat ditusukkan kedalam akson tanpa
menimbulkan kerusakan pada akson tersebut.
Kerusakan akson
inilah yang dialami katak pada saat penusukan bagian saraf otaknya.
Sistem syaraf yang terdiri dari jaringan-jaringan syaraf mempunyai fungsi utama sebagai pembuat peran kimiawi dan perkembangan saluran komunikasi untuk koordinasi fungsi-fungsi tubuh. Sistem syaraf pada amphibi sama seperti sistem syaraf pada vertebrata, terdiri dari sistem syaraf pusat dan sistem syaraf perifer.
Sistem syaraf yang terdiri dari jaringan-jaringan syaraf mempunyai fungsi utama sebagai pembuat peran kimiawi dan perkembangan saluran komunikasi untuk koordinasi fungsi-fungsi tubuh. Sistem syaraf pada amphibi sama seperti sistem syaraf pada vertebrata, terdiri dari sistem syaraf pusat dan sistem syaraf perifer.
Syaraf berfungsi
dengan mekanisme depolarisasi dan repolarisasi. Kedua mekanisme tersebut
berkaitan dengan transportasi ion menembus membran (transmembran). Transportasi
transmembran tersebut terkait dengan ion kalsium dan kalium sehingga kedua ion
tersebut termasuk jenis ion yang esensial bagi mekanisme dalam syaraf.
Mekanisme tersebut memunculkan gelombang depolarisasi.
Bikov (1960)
menyatakan bahwa sistem syaraf melibatkan tiga komponen yang berlainan yaitu:
1. Reseptor yang
merupakan suatu struktur yang mampu mendeteksi perubahan tertentu dalam
lingkungan yang mengawali suatu isyarat, yaitu impuls syaraf pada sel syaraf
yang melekat.
2. Penghantar impuls,
yaitu syaraf itu sendiri. Syaraf tersusun atas berkas serabut akson. Serabut
ini merupakan sel-sel khusus yang memanjang dan meluas yaitu neuron. Ada dua
macam neuron, yaitu neuron sensori yang meneruskan dari reseptor ke sistem
syaraf pusat dan neuron motorik yang meneruskan impuls dari syaraf pusat ke
efektor..
3. Efektor, merupakan
struktur yang melaksanakan aksi sebagai respon terhadap impuls yang sampai
kepadanya melalui motor. Efektor yang paling penting bagi manusia adalah otot
dan kelenjar.
Perubahan
fisik atau kimia disebabkan oleh organisme yang datang dari luar yang disebut
stimulus. Beberapa rangsangan bereaksi langsung pada sel atau jaringannya,
namun kebanyakan hewan memiliki reseptor untuk menerima rangsangan dari luar.
Reseptor mengantarkan impuls ke syaraf melalui sistem syaraf ke struktur
terminal di luar atau efektor yang membawa jawaban.
Menurut
Gordon et al, (1982), refleks spinal pada katak dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
a.
Kondisi sumsum tulang
belakang dimana pengrusakan sumsum tulang belakang dalam tingkat yang parah
dapat menghilangkan reflek spinal
b.
Larutan kimia seperti
H2SO4 yang dapat menimbulkan refleks spinal tertentu.
c.
Obat-obatan keras yang
dapat menurunkan kontrol otak terhadap pergerakan sehingga gerakan dikendalikan
oleh sumsum tulang belakang sebagai refleks spinal.
Refleks
merupakan sebagian kecil dari perilaku hewan tingkat tinggi, tetapi memegang
peranan penting dalam perilaku hewan tingkat tinggi. Refleks biasanya
menghasilkan respon jika bagian distal sumsum tulang belakang memiliki bagian
yang lengkap dan mengisolasi ke bagian pusat yang lebih tinggi. Tetapi kekuatan
dan jangka waktu menunjukan keadaan sifat involuntari yang meningkat bersama
dengan waktu.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada katak
yang dirusak otaknya terjadi pengurangan frekuensi respon pada katak yang telah
didekapitasi. Akan tetapi katak yang tidak
didekapitasi masih dapat memberikan respon. Hal ini
disebabkan karena jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak masih mampu
memberikan respon.
Sumsum
tulang belakang merupakan pusat gerak refleks, sehingga semakin tinggi tingkat
perusakan sumsum tulang belakang maka semakin lemah respon yang diberikan. Hal
ini yang akan menyebabkan refleks pembalikkan tubuh, penarikkan kaki depan dan
kaki belakang serta pencelupan ke dalam larutan H2SO4 makin melemah seiring
dengan tingkat perusakan. Perusakan tulang belakang juga merusak tali spinal
sebagai jalur syaraf, namun dengan adanya respon refleks yang sederhana dapat
terjadi melalui aksi tunggal dari tali spinal meskipun adanya perusakkan sumsum
tulang belakang.
Praktikum yang
dilakukan sesuai dengan pernyataan tersebut diatas.
Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:
Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:
• Neuron sensorik (nouron aferen) yaitu
sel saraf yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan
saraf. Neuron memiliki dendrit yang berhubungan dengan reseptor (penerima
rangsangan) dan neurit yang berhubungan dengan sel saraf lainnya.
• Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu
sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan impuls motorik dari susunan saraf
pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls dari akson neoron lain
sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor.
• Neuron konektor adalah sel saraf yang
bertugas menghubungkan antara neuron yang satu dengan yang lainnya.
• Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang
bertugas menghubungkan neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di
dalam sumsum tulang belakang atau di otak.
Pada katak yang
diperlakuan dengan merusak sistem saraf otaknya, maka respon yang dihasilkan
tetap ada namun katak merespon stimulus sangat lama. Hal ini dikarenakan sistem
saraf pada otaknya telah mengalami kerusakan pada saat pemotongan sebagian kepala
pada saat praktikum. Sedangkan pada katak
yang tidak didekafitasi respon yang dihasilkan tetap sangat cepat. Sehingga
sitem saraf pusat sangat mempengngaruhi respon yang ditimbulkan ataw diberikan.
I.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, E. 1989.
Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta.
Ville, C.A., W.F.
Walker, Jr. dan R.D. Barnes. 1988. Zoologi Umum. Erlangga, Jakarta.
Wulangi. S kartolo.
Prinsip-prinsip fisiologi Hewan. DepDikBud : Bandung.
Gunawan, A. 2002. Mekanisme Penghantaran
Dalam Neuron (Neurotransmitter). Integral, 7 (2): 38-41.