Kamis, 29 Januari 2015

Tugas Kuliah Lapangan Praktikum Fisiologi Hewan ( SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN ( KATAK) )


SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN ( KATAK)
LAPORAN KULIAH LAPANGAN FISIOLOGI HEWAN

Dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Siti Nurkamilah,S.Pd.

Disusun Oleh:
1.                         Mina Aropah                       (12541041) 
2.                         Nelsa Fitriani                       (12541043) 
3.                         Tri Harjayanti                      (12541046)
4.                         Syipa Sofiah Ramdiani        (12541050)
5.                         Sentia Hendra Noer Fitri     (12541052)

BIOLOGI 3 B


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)GARUT
2015


SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN ( KATAK)

   A.   JUDUL
Sistem Koordinasi Pada Hewan (Katak)

   B.   TUJUAN
1.     Untuk menegtahui system koordinasi pada katak normal dan yang di dekapitasi.
2.     Untuk mengetahui gerak reflex pada manusia.

   C.   ALAT DAN BAHAN
         Alat yang digunakan :
          1. Aquarium

          2. Bak bedah

          3. Statif

          4. Katak

          5. Rantai Penggantung

          6. Sonde/Pengaduk gelas

          7. Gunting Bedah

          8. Kapas

          9. Palu atau alat pemukul lain

         10. Kursi 


        Bahan yang digunakan :
         1. Larutan HNO3 encer

         2. Larutan HNO3 pekat


         3. Larutan H2SO4 ; 1%, 3%, 5%



         4. Larutan Nacl 0,6%

         5. Pipet tetes

         6. Spirtus



   
D.   PROSEDUR KERJA
1)       Masing masing praktikan memegang 1 ekor katak yang masih hidup dengan tangan kiri dan genggamlah kedua kaki belakangnya, kemudian dekatkan gelas pengaduk atau sonde pada daerah mata, amati dan catatlah apa yang terjadi dengan matanya?
2)       Sentuh nares eksterna (hidung luar) pada katak. Perhatikan dan catatlah bagaimana gerakan nares eksternanya?
3)       Lakukan dekapitasi pada salah satu katak dengan cara mengangkat otaknya kerjakanlah dengan cara hati-hati agar tidak merusak tulang belaknganya (spinal cord) eperti berikut; masukanlah gunting bedah kedalam mulut katak dan angkat kepanya, kemudia guntinglah dibawah membrane timpani. Tutuplah bagian pototngan tersebut dengan kapas yang sudah dibasahi larutan fisiologisnya (NaCl 0,6%) dan gantunglah katak tersebut pada statif dengan mengkait rahang bawahnya. Tetesi dngan larutan fisiologis agar kesadrannya pulih kembali.

Setelah katak siuman kerjakanlah hal-hal berikut dibawah ini baik pada katak normal maupun yang didekapitai.
4)       Usaplah bagian Sub mandibular sampai bagian perut dan perhatikan gerakan anggota badan anterior (kaki depan).
5)       Goreslah/ sentuhlah bagian lateral atau dorsal tubuh katak, apakah katak tersebut berbunyi? Adakah respon lain selain berbunyi catatlah!
6)       Peganglah kedua kaki depannya dan biarkan kedua kaki belakang bebas, kemudian goreskan gelas pengaduk yang telah dicelupkan kedalam HNO3 encer pada punggungnya amati apa yang terjadi.
7)       Masukkan kedu katak tersebut kedalam aquarium, perhatikanlah gerakannya?
8)       Kemudian terlentangkan kedua katak pada bak bedah, perhatikan apakah katak berusaha untuk membalikan badannya atau tidak?
      Gantunglah kedua katak tersebut pda bagian rahang bawahnya.
9)       Sediakan tiga gelas bekker yang masing-masing berisis larutan H2SO4; 1%, 3%, 5%, lakukanlah sumasi dengan rangsang zat-zat kimia seperti berikut celupkan ujung jari kaki katak pada larutan yang terlemah, ulangi beberapa kali sampai terjadi respon, celupkan ujung jari kaki katak tersebut pada larutan yang lebih kuat. Perhatikan sebelum dicelupkan jari kaki katak harus dicuci telebih dahulu.
10)  Sentuhlah jari kaki belakang dan kaki depan dengan benda panas, perhatikan reaksinya.
11)  Sentuh pula bagian ventrl/ perutnya dengan benda panas (sonde yang dibakar), bagaimana reaksinya?


   E.   LANDASAN TEORI
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Pada manusia terdapat sistem saraf yang jauh lebih berkembang dari pada sistem saraf mahluk lain ( khususnya otak). Sistem saraf berfungsi menerima rangsang ( stimulus ) dari lingkungan atau rangsang yang terjadi di dalam tubuh, mengubah, menghantar dan mengolah rangsang serta mengkoordinasi dan mengatur fungsi tubuh melalui impuls-impuls yang di bebaskan dari pusat ke perifer.
Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
·        Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak  sebagai reseptor adalah organ indera.
·        Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut    Penghu  bung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang  dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
·        Efektor adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh pengha   ntar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- sel sachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
·        Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
·        Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
·        Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.
·        Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada sinapsis.
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Contoh rangsangan adalah sebagai berikut:
• Perubahan dari dingin menjadi panas
• Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan
• Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung
• Suatu benda yang menarik perhatian.
• Suara bising
• Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang.
b. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati otak.
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
1. Sistem saraf pusat
• Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri.
Masing-masing belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan mengatur dan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur dan mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan.
Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil dibagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan kanan yang dihubungkan oleh jembatan varol. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan.
Batang otak tersusun dari medula oblangata, pons, dan otak tengah. Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung antara otak besar dan otak kecil. Batang otak disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. Batang otak terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam dan luar berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan luar berwarna putih, berisi neurit dan dendrit. Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.
• Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan luar berwana putih dan lapisan dalam berwarna kelabu. Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf.
Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.
2. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke sistem saraf pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi membentuk perubahan cepat dalam tubuh untuk merespon rangsangan dari lingkunganmu. Sistem saraf ini dibedakan menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
• Sistem saraf somatis
Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang. Kedua belas pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang belakang dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan, dan otot lurik.
Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf pusat, dan otot-otot rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini. Contoh dari sistem saraf somatis adalah sebagai berikut:
a)      Ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan sampai ke otak.Otak menterjemahkan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati pintu dan mengisyaratkan ke tangan untuk membukakan pintu.
b)    Ketika kita merasakan udara di sekitar kita panas, kulit akan menyampaikan informasi tersebut ke otak. Kemudian otak mengisyaratkan pada tangan untuk menghidupkan kipas angin.
c)     Ketika kita melihat kamar berantakan, mata akan menyampaikan informasi tersebut ke otak, otak akan menterjemahkan informasi tersebut dan mengisyaratkan tangan dan kaki untuk bergerak membersihkan kamar.
• Sistem saraf otonom
otonom Sistem saraf mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut:
a)      Mempercepat denyut jantung
b)     Memperlebar pembuluh darah
c)      Memperlebar bronkus
d)     Mempertinggi tekanan darah
e)      Memperlambat gerak peristaltis
f)       Memperlebar pupil
g)      Menghambat sekresi empedu
h)     Menurunkan sekresi ludah
i)        Meningkatkan sekresi adrenalin
Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring - jaring yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Contohnya:
a)        Memperlambat denyut jantung
b)       Memperkecil pembuluh darah
c)         Memperkecil bronkus
d)       Memperendah tekanan darah
e)        Mempercepat gerak peristaltic
f)          Memperkecil pupil
g)        Menstimulasi sekresi empedu
h)       Menaikkan sekresi ludah
i)           Menurunkankan sekresi adrenalin

   F.    HASIL PENGAMATAN
Kegiatan 1:
TABLE RESPON KATAK TERHADAP RANGSANG
    TABEL HASIL PENGAMATAN
Jenis rangsang
Tanggapan yang di berikan
Katak normal
Tanggapan yang di berikan katak
Yang di dekapitasi
a
Mata katak dan kelopak berkedip ,bagian pupil mengecil.

Sebelum di dekapitasi : Mata katak dan kelopak berkedip ,bagian pupil mengecil,

b
Terajadi gerakan kembang kempis pada nares eksterna
Sebelum di dekapitasi : Terajadi gerakan kembang kempis pada nares eksterna.

c
Tidak Di dekapitasi:

Dekapitasi:

d
Anggota gerak bagian atas: bergerak secara refleks dan cepat

Bagian sub mandibula sampai bagian perut tidak ada repon atau rangsangan

e.
Tidak berbunyi, tapi katak tersebut merespon gerak dengan cepat
Tidak berbunyi, dan tidak ada respon sama sekali.
f
Bagian tubuh katak bergerak cepat dari anterior sampai posterior nya
Bagian punggung diberikan larutan HNO3 ada respon, dibagian kedua kaki.

g.
Katak berenang


Katak tidak berenang dan tidak ada respon sama sekali.

h
Di beri sentuhan , katak berusaha membalikan diri.

Tidak ada respon untuk membalik walau sudah di beri rangsangan.

I
Tidak melakukan gerakan.

Tidak ada gerakan pada bidang miring.

J. K1%
Respon gerakan lambat
Tidak ada respon atau tanggapan
J. K3%
Respon gerakan agak cepat
Tidak ada respon atau tanggapan
J. K5%
Respon gerakan dari kaki hingga badan bergerak sangat cepat dan serempak
Tidak ada respon atau tidak ada tanggapan
H2SO4 PEKAT
Gerakan singkat pada jari , jari tangan menegang , bahkan setelah didiamkan beberapa lama tangan nya tetap menegang.
Ada rangsangan di bagian kaki
k.
Ketika diberi sentuhan dengan benda panas reaksi cukup cepat.
Jari kaki again belakang tidak ada tanggapan.
Jari kaki bagian depan tidak ada tanggapan.
L
Setelah di sentuh benda panas
Bagian kaki : Bagian kaki melepuh dan bergerak lambat
Bagian tangan : Menghindari panas bergrak cepat
Bagian perut  : Bagian tubuh mengkerut bergerak cepat dan tangan menengang.
Tidak ada tanggapan atau respon



KEGIATAN II:
1.              Mintalah teman anda untuk duduk pada kursi dan biarkanlah salah satu kakinya dalam keadaan bebas atau santai. Pukullah igamentum atellanya (dibawah tempurung lutut ) dengan palu atau alat pemukul lainnya. Perhatikan gerakan kaki tersebut.
2.              Mintalah teman anda melipat tangan dengan telapak tangan menengadah ke atas, tekanlah telapak tangannya dengan telapak tangan anda. Tempatkan telapak tangan anda dibagian atas telapak tangannya. Perhatikan respon apa yang terjadi
3.              Lakukanlah hal yang sama pada anggota kelompok anda dan catatlah hasil kegiatanmu pada table berikut :

NAMA
RESPON/GERAKAN KAKI
RESPON GERAKAN TANGAN
KETERANGAN
MINA
Respon menendang cepat
Kembali ke atas dengan cepat
Refleks setiap anggota kelompok berbeda
TRI
Respon menendang cepat
Kembali ke atas dengan cepat
Refleks setiap anggota kelompok berbeda
SIFA
Respon menendang cepat
Kembali ke atas dengan cepat
Refleks setiap anggota kelompok berbeda
NELSA
Respon menendang cepat
Kembali ke atas dengan lambat
Refleks setiap anggota kelompok berbeda
SENTIA
Respon menendang cepat
Kembali ke atas dengan cepat
Refleks setiap anggota kelompok berbeda

           Pertanyaan :
1.     Apakah tujuan praktikum 1 yang anda lakukan ?
Jawab : Mengetahui gerak reflex pada saraf hewan (katak)
2.     Apakah tujuan praktikum II yang anda lakukan ?
Jawab : mengetahui gerak refleks pada setiap orang , apakah berbeda atau tidak.
3.     Bagaimanakah respon katak normal pada rangsang yang diberikan ?
Jawab : Katak normal bergerak dengan refleks dan cepat
4.     Apakah katak yang telah didekapitasi masih sanggup merespon setiap rangsang yang diberikan? Jelaskan jawaban anda
Jawab : Sanggup . terutama gerak refleks yang berasal dari susmsum tulang belakang.
5.     Bagaimanakah gerakan kaki teman anda setelah dipukul? Mengapa demikian jelaskan jawaban anda.
Jawab : Rangsangan berbeda – beda , Refleks tergantung pada reseptornya
6.     Bagaimana pula dengan gerakan tangannya ? jelaskan
Jawab : Sama hal nya dengan pada kaki , respon nya berbeda
7.     Adakah yang dimaksud dengan reflex?
Jawab : Sensorik --- Conection --- Motorik
8.     Komponen system saraf manasajakah yang menyusun system reflex?
9.     Bagaimakah mekanisme reflex?
Jawab : Reseptor ----- sumsum tulang belakang ---- Efektor
10.                  Apa yang dapat anda simpulkan dari kegiatan yang anda lakukan?
Jawab :      
Sistem saraf  pusat sangat mempengaruhi respon yang diberikan oleh katak.

   G.  PEMBAHASAN
Refleks merupakan suatu respon organ efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat otomatis atau tanpa sadar terhadap suatu stimulus tertentu. Refleks pada amphibia merupakan konsep dari suatu ritme yang melekat dalam sistem syaraf  pusat yang telah ditentukan selama perkembangan. Katak yang telah pulih dari shock spinal (akibat dari operasi pemutusan), akan menarik sebuah kakinya apabila diberi stimulasi. Apabila kaki yang terstimulasi itu dicegah agar tidak melengkung, kaki satunya akan bereaksi melengkung, sumsum tulang belakang sebagai syaraf perifer mengandung tali spinal sehingga menimbulkan sinap yang dibawa neuron yang selanjutnya menyebabkan gerak refleks.
H2SO4 termasuk larutan elektrolit kuat yang dapat menghantarkan listrik, sifat hantaran listrik ini disebabkan  karena  adanya partikel bermuatan  positif dan negatif. Larutan H2SO4 bersifat asam pekat yang digunakan pada saat praktikum berfungsi untuk memberikan rangsangan kimiawi sehingga menimbulkan gerak reflek. Mekanisme gerak reflek dapat disederhanakan dengan skema sebagai berikut :
Stimulus neuron sensori tali spinal interneuron neuron motorik efektor.Perusakan otak katak memberikan respon positif pada refleks pembalikan tubuh, penarikan kaki depan dan penarikan kaki belakang sedangkan respon positif pada refleks pencelupan kaki ke dalam larutan H2SO4.
Percobaan ini sesuai dengan pernyataan Ville et al. (1988) bahwa, refleks masih terjadi karena pusat dari refleks spinal tidak berada dalam otak melainkan pada sumsum tulang belakang yang terpisah dari otak. Berdasarkan pernyataan tersebut terjadi refleks ketika perlakuan penarikan kaki depan dan penarikan kaki belakang.
Perusakan ¼ tulang belakang menimbulkan respon positif pada refleks pembalikan tubuh penarikan kaki depan, kaki belakang serta pencelupan ke dalam larutan H2SO4.
Perusakan ½ tulang belakang menimbulkan respon positif pada penarikan kaki depan dan penarikan kaki belakang, respon positif pada pembalikan tubuh serta pencelupan ke dalam larutan H2SO4. Perusakan ¾ tulang belakang menimbulkan respon positif pada penarikan kaki depan dan pembalikan tubuh, respon positif pada penarikan kaki belakang serta pencelupan ke dalam larutan H2SO4. Perusakan total tulang belakang menghasilkan respon positif pada pembalikan tubuh, penarikan kaki belakang dan pencelupan dalam larutan H2SO4 dan memberikan respon positif pada penarikan kaki depan.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa pada katak yang dirusak otaknya terjadi pengurangan frekuensi respon pada katak yang telah didekapitasi. Akan tetapi katak yang tidak didekapitasi masih dapat memberikan respon. Hal ini disebabkan karena jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak masih mampu memberikan respon.
Pearc (1989) menyatakan bahwa sumsum tulang belakang merupakan pusat gerak refleks, sehingga semakin tinggi tingkat perusakan sumsum tulang belakang maka semakin lemah respon yang diberikan. Hal ini yang akan menyebabkan refleks pembalikkan tubuh, penarikkan kaki depan dan kaki belakang serta pencelupan ke dalam larutan H2SO4 makin melemah seiring dengan tingkat perusakan. Perusakan tulang belakang juga merusak tali spinal sebagai jalur syaraf, namun dengan adanya respon refleks yang sederhana dapat terjadi melalui aksi tunggal dari tali spinal meskipun adanya perusakkan sumsum tulang belakang.
Praktikum yang dilakukan sesuai dengan pernyataan tersebut diatas.
Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:
• Neuron sensorik (nouron aferen) yaitu sel saraf yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang berhubungan dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungan dengan sel saraf lainnya.
• Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls dari akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor.
• Neuron konektor adalah sel saraf yang bertugas menghubungkan antara neuron yang satu dengan yang lainnya.
• Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak.
Pada katak yang diperlakuan dengan merusak sistem saraf otaknya, maka respon yang dihasilkan tetap ada namun katak merespon stimulus sangat lama. Hal ini dikarenakan sistem saraf pada otaknya telah mengalami kerusakan pada saat penusukan dengan kawat atau jarum pada saat praktikum. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan diperlukan satu mikroelektroda yang dapat ditusukkan kedalam akson tanpa menimbulkan kerusakan pada akson tersebut.
Kerusakan akson inilah yang dialami katak pada saat penusukan bagian saraf otaknya.
Sistem syaraf yang terdiri dari jaringan-jaringan syaraf mempunyai fungsi utama sebagai pembuat peran kimiawi dan perkembangan saluran komunikasi untuk koordinasi fungsi-fungsi tubuh. Sistem syaraf pada amphibi sama seperti sistem syaraf pada vertebrata, terdiri dari sistem syaraf pusat dan sistem syaraf perifer
.
Syaraf berfungsi dengan mekanisme depolarisasi dan repolarisasi. Kedua mekanisme tersebut berkaitan dengan transportasi ion menembus membran (transmembran). Transportasi transmembran tersebut terkait dengan ion kalsium dan kalium sehingga kedua ion tersebut termasuk jenis ion yang esensial bagi mekanisme dalam syaraf. Mekanisme tersebut memunculkan gelombang depolarisasi.
Bikov (1960) menyatakan bahwa sistem syaraf melibatkan tiga komponen yang berlainan yaitu:
1. Reseptor yang merupakan suatu struktur yang mampu mendeteksi perubahan tertentu dalam lingkungan yang mengawali suatu isyarat, yaitu impuls syaraf pada sel syaraf yang melekat.
2. Penghantar impuls, yaitu syaraf itu sendiri. Syaraf tersusun atas berkas serabut akson. Serabut ini merupakan sel-sel khusus yang memanjang dan meluas yaitu neuron. Ada dua macam neuron, yaitu neuron sensori yang meneruskan dari reseptor ke sistem syaraf pusat dan neuron motorik yang meneruskan impuls dari syaraf pusat ke efektor..
3. Efektor, merupakan struktur yang melaksanakan aksi sebagai respon terhadap impuls yang sampai kepadanya melalui motor. Efektor yang paling penting bagi manusia adalah otot dan kelenjar.
Perubahan fisik atau kimia disebabkan oleh organisme yang datang dari luar yang disebut stimulus. Beberapa rangsangan bereaksi langsung pada sel atau jaringannya, namun kebanyakan hewan memiliki reseptor untuk menerima rangsangan dari luar. Reseptor mengantarkan impuls ke syaraf melalui sistem syaraf ke struktur terminal di luar atau efektor yang membawa jawaban.
Menurut Gordon et al, (1982), refleks spinal pada katak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a.       Kondisi sumsum tulang belakang dimana pengrusakan sumsum tulang belakang dalam tingkat yang parah dapat menghilangkan reflek spinal
b.       Larutan kimia seperti H2SO4 yang dapat menimbulkan refleks spinal tertentu.
c.        Obat-obatan keras yang dapat menurunkan kontrol otak terhadap pergerakan sehingga gerakan dikendalikan oleh sumsum tulang belakang sebagai refleks spinal.
Refleks merupakan sebagian kecil dari perilaku hewan tingkat tinggi, tetapi memegang peranan penting dalam perilaku hewan tingkat tinggi. Refleks biasanya menghasilkan respon jika bagian distal sumsum tulang belakang memiliki bagian yang lengkap dan mengisolasi ke bagian pusat yang lebih tinggi. Tetapi kekuatan dan jangka waktu menunjukan keadaan sifat involuntari yang meningkat bersama dengan waktu.

   H.  KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada katak yang dirusak otaknya terjadi pengurangan frekuensi respon pada katak yang telah didekapitasi. Akan tetapi katak yang tidak didekapitasi masih dapat memberikan respon. Hal ini disebabkan karena jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak masih mampu memberikan respon.
Sumsum tulang belakang merupakan pusat gerak refleks, sehingga semakin tinggi tingkat perusakan sumsum tulang belakang maka semakin lemah respon yang diberikan. Hal ini yang akan menyebabkan refleks pembalikkan tubuh, penarikkan kaki depan dan kaki belakang serta pencelupan ke dalam larutan H2SO4 makin melemah seiring dengan tingkat perusakan. Perusakan tulang belakang juga merusak tali spinal sebagai jalur syaraf, namun dengan adanya respon refleks yang sederhana dapat terjadi melalui aksi tunggal dari tali spinal meskipun adanya perusakkan sumsum tulang belakang.
Praktikum yang dilakukan sesuai dengan pernyataan tersebut diatas.
Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:
• Neuron sensorik (nouron aferen) yaitu sel saraf yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang berhubungan dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungan dengan sel saraf lainnya.
• Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls dari akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor.
• Neuron konektor adalah sel saraf yang bertugas menghubungkan antara neuron yang satu dengan yang lainnya.
• Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak.
Pada katak yang diperlakuan dengan merusak sistem saraf otaknya, maka respon yang dihasilkan tetap ada namun katak merespon stimulus sangat lama. Hal ini dikarenakan sistem saraf pada otaknya telah mengalami kerusakan pada saat pemotongan sebagian kepala pada saat praktikum. Sedangkan pada katak yang tidak didekafitasi respon yang dihasilkan tetap sangat cepat. Sehingga sitem saraf pusat sangat mempengngaruhi respon yang ditimbulkan ataw diberikan.


   I.      DAFTAR PUSTAKA
Pearce, E. 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta.
Ville, C.A., W.F. Walker, Jr. dan R.D. Barnes. 1988. Zoologi Umum. Erlangga, Jakarta.
Wulangi. S kartolo. Prinsip-prinsip fisiologi Hewan. DepDikBud : Bandung.
Gunawan, A. 2002. Mekanisme Penghantaran Dalam Neuron (Neurotransmitter). Integral, 7 (2): 38-41.