Rabu, 10 Desember 2014

Tugas Praktikum Fisiologi Hewan Ekskresi ( UJI URINE )

EKSKRESI ( UJI URINE )
LAPORAN


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Siti Nurkamilah,S.Pd.


Disusun Oleh:
   1.     Mina Aropah                        (12541041)
   2.     Nelsa Fitriani                       (12541043)
   3.     Tri Harjayanti                      (12541046)
   4.     Syipa Sofiah Ramdiani        (12541050)
   5.     Sentia Hendra Noer Fitri     (12541052)

BIOLOGI 3 B 


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
 (STKIP) GARUT
2014


LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

A.   Judul
Uji Urine
B.   Tujuan
Mengetahui kandungan Glukosa,  Protein, Albumin, Amoniak dan chlorida pada urine.
C.   Alat dan Bahan 
                                    
  • Alat
-         Gelas Kimia
-         Gelas ukur
-         Penjepit Objek
-         Tabung Reaksi
-         Spirtus
-         Pipet Tetes
-         Rak Tabung Reaksi
  •  Bahan

-         Urine

-         Asam Nitrat

- Fehling A & B   
  
         
- Benedict             
                   
- NaOH 10%



D.   Langkah Kerja

1. Uji Kandungan Glukosa
  • Pertama siapkan terlebih dahulu  2 ml urine dengan menggunakan gelas ukur lalu masukan ke tabung reaksi kemudian panaskan selama 1-2 menit,  setelah dipanaskan diamkan terlebih dahulu.
  •  Setelah itu tambahkan  15 tetes larutan fehling A&B ke dalam tabung reaksi lalu dipanaskan kembali selama 1-2 menit.
                                                   
  • Amati terjadinya perubahan warna. Jika berubah menjadi Hijau, Merah, Orange dan kuning maka urine tersebut mengandung glukosa.
Perubahan yang terjadi:
a.     Berwarna Hijau : memiliki kadar glukosa sebanyak 1 %
b.     Berwarna Merah : memiliki kadar glukosa sebanyak 1,5 %
c.      Berwarna Orange : memiliki kadar glukosa sebanyak 2 %
d.     Berwarna Kuning : memiliki kadar glukosa sebanyak 5 %
2.  Uji Kandungan Protein
  •  Siapkan terlebih dahulu larutan Benedict sebanyak 5 ml menggunakan gelas ukur.
  • Lalu tuangkan larutan benedict ke tabung reaksi, kemudian larutan Benedict dipanaskan di atas spirtus menggunakan penjepit objek selama 1-2 menit. Setelah itu diamkan terlebih dahulu larutan Benedict yang sudah dipanaskan tadi.
  •  Kemudian teteskan Urine sebanyak 8 tetes kedalam tabung reaksi yang berisi larutan benedict  lalu kocok terlebih dahulu, setelah itu dipanaskan lagi selama 1-2 menit.  
                                                    
  •   Amati apakah terjadi perubahan warna,
  • Jika warnanya tetap biru maka urine tersebut tidak mengandung protein.
3. Uji Albumin
  •    Siapkan Asam nitrat sebanyak 5 ml dengan menggunakan gelas ukur lalu tuangkan asam nitrat ke dalam tabung reaksi secara hati-hati.
  •  Kemudian teteskan urine sebanyak 4-5 tetes pada dinding tabung reaksi menggunakan pipet tetes, pertemuan urine dengan asam piruvat akan terbentuk cincin warna putih, kalau tidak terdapat cincin warna putih berarti urine tersebut tidak mengandung albumin.   
                                                
4.  Uji Amoniak
  • Siapkan 5 ml urine dengan menggunakan gelas ukur kemudian tuangkan ke dalam tabung reaksi.
  • Kemudian dipanaskan di atas spirtus dengan menggunakan penjepit objek sampai menyebarkan bau.
  •  Cium apakah urine tersebut bau pesing atau tidak.
  •  Jika urine tersebut bau maka tandanya urine itu  bagus.                                                                                  
5.  Uji Chlorida
  •  Pertama siapkan terlebih dahulu larutan NaOH 10% sebanyak 5 ml dengan menggunakan gelas ukur secara hati-hati.
  •  Kemudian masukan kedalam tabung reaksi lalu campurkan urine sebanyak10-15 tetes sampai terlihat adanya gumpalan.   
                                             

E.    Landasan Teori
Sistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra.
        Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin bersal dari penyaringan darah oleh ginjal yang dialirkan memelaui uretra selanjutnya dikeluarkan dari tubuh urin. banyak mengandung bebrapa zat seperti glukosa, garam-garam, asam amino. Urin ditampung dalam kantung urin sampai sekitar 300 cc .
         Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis.
       Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Proses pembentukan urine meliputi 3 tahap yaitu :
  1. Tahap penyaringan (filtrasi).
Tahap filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapat glomerulus yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula Bowman . Proses filtrasi: Ketika darah yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat-zat lain serta sel-sel darah dan molekul protein masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut, melewati pori-pori endotelium kapiler glomerulus, kecuali sel-sel darah dan molekul protein. Kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi, masuk ke dalam ruang kapsula Bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman disebut filtrat glomerulus atau urine primer. Urine primer ini mengandung: air, protein, glukosa, asam amino, urea dan ion anorganik. Glukosa, ion anorganik dan asam amino masih diperlukan tubuh. 
2. Tahap penyerapan kembali (reabsorpsi).
Filtrat glomerulus atau urine primer mengalami tahap reabsorpsi yang terjadi di dalam tubulus kontortus proksimal, dan lengkung Henle. Proses tahap ini dilakukan oleh sel-sel epitelium di seluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi antara lain adalah: glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca, 2+, Cl-, HCO3-, dan HbO42-, sedangkan kadar urea menjadi lebih tinggi.
Proses reabsorpsi : mula-mula urine primer masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal, kemudian mulai direabsorpsi hingga mencapai lengkung Henle. Zat-zat yang direabsorpsi di sepanjang tubulus ini adalah glukosa, ion Na+, air, dan ion Cl-. Setiba di lengkung Henle, volume filtrat telah berkurang. Hasil tahap reabsorpsi ini dinamakan urine sekunder atau filtrat tubulus. Kandungan urine sekunder adalah air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urine. Urine sekunder masuk ke dalam tubulus kontortus distal dan terjadi lagi penyerapan zat-zat yang tidak digunakan dan kelebihan air diserap sehingga terbentuk urine.
     3. Tahap Pengeluaran (Augmentasi).
Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju saluran pengumpul (tubulus kolektivas). Dari tubulus kolektivas, urine dibawa ke pelvis renalis, lalu ke ureter menuju kantung kemih (vesika urinaria).
Kantung kemih merupakan tempat penyimpanan sementara urine. Jika kantung kemih sudah penuh oleh urine, maka urine harus dikeluarkan dari tubuh, melalui saluran uretra.
 Volume urine yang dikeluarkan antara lain tergantung pada hal-hal berikut:
  •  Jumlah air yang diminum.
  • Jumlah garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan osmosis tetap.
  • Hormon antidiuretik (Anti Diuretic Hormone = ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis di bagian belakang otak.
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru/segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5 urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
Volume urin normal per hari adalah 900 – 1200 ml, volume tersebut dipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum, hormon ADH, dan emosi.
Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.
a. Keruh.Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral.
b. Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga bisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat.
c. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.
d. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak terdapat dalam minuman berenergi.
Pada umumnya, urine normal berwarna bening. Akan tetapi warna urine dapat juga berubah-ubah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan warna urine. Faktor yang terpenting adalah kadar air dalam tubuh kita. Bila warna urine berubah menjadi kuning muda ataupun kuning tua itu artinya tubuh kita sudah mulai kurang cairan, mungkin asupan yang kurangan atau aktivitas yang banyak karena cairan tubuh kita paling banyak dikeluarkan melalui urine dan keringat.
Untuk mencegah supaya warna urine tidak kuning adalah dengan meminumair putih minimal 8 gelas sehari, ukuran itu disesuaikan dengan aktivitas kita sehari-hari. Jika memang aktivitas kita ekstra maka kebutuhan cairan kita juga ekstrasehingga kita harus meminum air lebih dari biasanya. Perubahan warna urine bisadijadikan paramater bahwa tubuh kita perlu asupan air. Berikut adalah tingkatanwarna urine beserta penjelasannya.
Perubahan warna yang terjadi :
a. Hijau : memiliki kadar glukosa sebanyak 1 % 
     b. Merah : memiliki kadar glukosa sebanyak 1,5 % 
     c. Orange : memiliki kadar glukosa sebanyak 2 % 
     d.Kuning : memiliki kadar glukosa sebanyak 5 %


F.    Hasil pengamatan


NO

Uji Kandungan

Larutan yang digunakan

Terjadinya perubahan warna

Sifat dari Perubahan warna
1.
Glukosa
2 ml urine + 15 tetes fehling A&B

Warna Coklat
Urine yang digunakan berubah menjadi warna coklat, sehingga urine tersebut bagus karena tidak mengandung glukosa.
2.
Protein
5 ml Benedic + 8 tetes urine yang dipanaskan


   Warna Biru
Tidak terjadi perubahan warna pada urine dan warna tetap biru, sehingga urine tersebut bagus karena tidak mengandung protein
3.
Albumin
5 ml Asam nitrat + 4-5 tetes urine


Tidak terbentuk cincin
Tidak terbentuk cincin warna putih pada urine yang digunakan, sehingga urine yang digunakan bagus tidak mengandung albumin
4.
Amoniak
 5 ml urine
         

 Bau Pesing
Ketika urine dipanaskan  urine tersebut mengeluarkan uap bau pesing ketika d cium sehingga urine tersebut bagus
5.
Chlorida
NaOH 10% + Urine 10-15 tetes


Terjadi Gumpalan
Urine yang di gunakan terjadi gumpalan sehingga mengandung klorida, sehingga urinenya bagus karena Chlorida harus ada dalam urine.


G.   Pembahasan 

1. Pada percobaan pertama untuk uji kandungan glukosa 

Dari hasil percobaan mengenai kadar glukosa dalam urine, kita dapat mengetahui adanya kadar-kadar glukosa yang berbeda dari setiap urine. Urine yang digunakan oleh kelompok kami didapat warna coklat setelah dilakukan pemanasan dengan mencampurkan larutan fehling A&B dan urine. Ini menunjukan bahwa urine tersebut tidak mengandung glukosa. Jika berubah warna menjadi hijau, merah, orange dan kuning maka urine tersebut mengandung glokosa.
·        Berwarna Hijau : memiliki kadar glukosa sebanyak 1 %
·        Berwarna Merah : memiliki kadar glukosa sebanyak 1,5 %
·        Berwarna Orange : memiliki kadar glukosa sebanyak 2 %
·        Berwarna Kuning : memiliki kadar glukosa sebanyak 5 %
 Tinggi rendahnya kadar glukosa dalam urine biasanya dipengaruhi oleh banyaknya gula atau glukosa yang dikonsumsi. Makin banyak gula yang di konsumsi, maka akan semakin tinggi kadar glukosa yang ada dalam urine. Sebalinya, jika sedikit mengkonsumsi gula maka akan semakin sedikit juga kadar glukosa dalam urine tersebut. Bahwa mengkonsumsi  gula secara berlebih akan menimbulkan berbagai penyakit seperti gagal ginjal dan batu ginjal.

2. Pada percobaan untuk uji kandungan protein

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan untuk uji protein menggunakan 5 ml benedict dan 8 tetes urine setelah dilakukan pemanasan di atas spirtus selama 1-2 menit warna tetap biru tidak terjadi perubahan warna, maka urine yang digunakan bagus tidak mengandung protein karena protein sudah di serap terlebih dahulu oleh tubuh sehingga protein tidak akan ikut keluar dengan urine.

3. Pada percobaan untuk uji kandungan Albumin

Albumin merupakan suatu protein yang memiliki ukuran molekulnya cukup besar. Urine yang mengandung albumin menandakan bahwa filtrasi yang dilakukan oleh ginjal tidak sempurna, indikator adanya albumin dalam urine ditandai dengan terdapatnya cincin putih diantara asam nitrat dan urine.
 Sedangkan pada percobaan uji kandungan albumin, pengujian ini menggunakan larutan asam nitrat, hasil yang didapat dari urine yang digunakan tidak terbentuk cincin putih pada permukaan urin. Ini menandakan bahwa urine yang digunakan tidak mengandung albumin dan pemilik urine tersebut sehat.

4. Pada percobaan untuk uji kandungan Amoniak

Amoniak  merupakan senyawa kimia yang memiliki lambang NH4, bau amoniak ini sangat menyengat.
Untuk uji Amoniak menggunakan urine sebanyak 5 ml kemudian dipanaskan diatas spirtus lalu sambil mencium bau urine tersebut dengan cara dikipas-kipas pada atas tabung reaksi sehingga bau amoniaknya dapat tercium. Mengandung amoniak yang tinggi karena pada saat percobaan didapatkan bau amoniak atau bau pesing yang kuat.

5. Pada percobaan untuk uji kandungan Chlorida

Untuk uji  chlorida menggunakan larutan NaOH 10% dikarenakan AgNO3 tidak ada,  5 ml NaOH 10% dicampurkan dengan urine 3 tetes sehingga terdapat adanya endapan atau gumpalan putih yang artinya menunjukkan hasil positif terhadap uji klorida atau mengandung klorida sehingga urine yang digunakan oleh kelompok kami bagus.
Klorida yang terdapat dalam urine berasal dari garam-garam yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan misalnya NaCl yang kemudian dalam cairan tubuh akan terurai menjadi ion-ion, oleh karena itu klorida terdapat dalam urin. Dalam tubuh NaCl diuraikan menjadi Na+ dan Cl-. Na+ difiltrasi dalam jumlah besar tetapi ia akan mengalami transpor secara aktif disemua bagian nefron kecuali pada bagian ansa Henle yang tipis. Dalam keadaan normal, 96% – 99% Na+ yang difiltrasi akan direabsorpsi. Sedangkan ion Cl- diabsorpsi secara pasif di bagian tubulus kontortus distal dan terjadi sekresi aktif ion Cl- di bagian lengkung henle. Klorida selalu terdapat dalam urin, pada filtrasi molekul-molekul kecil seperti glukosa dan garam mineral direabsorpsi melalui transport aktif. Kelebihan NaCl yang dihasilkan dari proses augmentasi dikeluarkan lewat urine dalam bentuk ion Cl- dan Na+ . Pengeluaran NaCl tergantung pada banyaknya NaCl yang masuk. Reaksi yang terjadi
NaCl → Na+ + Cl- AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3.



H.   Kesimpulan 

Dari hasil praktikum yang telah kelompok kami lakukan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala penyakit pada urine dengan kondisi ginjal yang baik. Urine yang di gunakan oleh kelompok kami berasal dari salah satu kelompok kami sendiri.
Untuk uji pertama kandungan glukosa menghasilkan warna coklat Ini menunjukan bahwa urine tersebut tidak mengandung glukosa. Jika berubah warna menjadi hijau, merah, orange dan kuning maka urine tersebut mengandung glokosa.
Uji protein warna tetap biru tidak terjadi perubahan warna, maka urine yang digunakan bagus tidak mengandung protein karena protein sudah di serap terlebih dahulu oleh tubuh sehingga protein tidak akan ikut keluar dengan urine.
Uji kandungan albumin, pengujian ini menggunakan larutan asam nitrat, hasil yang didapat dari urine yang digunakan tidak terbentuk cincin putih pada permukaan urin. Ini menandakan bahwa urine yang digunakan tidak mengandung albumin dan pemilik urine tersebut sehat.
Untuk uji Amoniak mengandung amoniak yang tinggi karena pada saat percobaan didapatkan bau amoniak atau bau pesing yang kuat. Amoniak bersifat racun, amoniak merupakan hasil deaminasi asam amino sehingga harus segera diubah menjadi urea dan dikeluarkan dari tubuh melalui urin.
Untuk uji  chlorida terdapat adanya endapan atau gumpalan putih yang artinya menunjukkan hasil positif terhadap uji klorida atau mengandung klorida sehingga urine yang digunakan oleh kelompok kami bagus.
Klorida yang terdapat dalam urine berasal dari garam-garam yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan misalnya NaCl yang kemudian dalam cairan tubuh akan terurai menjadi ion-ion, oleh karena itu klorida terdapat dalam urin jika masuk lagi ke dalam tubuh berarti berbahaya bagi tubuh kita.


I.       Daftar Pustaka



Ganong. 2003. Fisiologi Kedokteran. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia.
Sadikin, Mohammad, dkk. 2001. Biokimia Eksperimen Laboratorium.  Widya Medika, Jakarta.
Sirajuddin, Saifuddin. 2011. Penuntun Pratikum Biokimia. UNHAS, Makassar.
Cambell,Neil A, Reece dan Michell. 2007. Biologi jilid I edisi kelima. Jakarta: PT. Erlangga .



1 komentar:

  1. 188bet - Top Betting Sites in Kenya - TopBets.com
    188bet.com is a popular betting site where you can bet on sports, 카지노사이트 events and link 12bet more. 188bet It is a unique platform that offers you the opportunity to bet on

    BalasHapus