Rabu, 24 Desember 2014

Tugas Praktikum Fisiologi Hewan ( KONSUMSI OKSIGEN DAN MENGUKUR KECEPATAN METABOLISME PADA JANGKRIK )



KONSUMSI OKSIGEN DAN MENGUKUR KECEPATAN METABOLISME PADA JANGKRIK
LAPORAN


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Siti Nurkamilah,S.Pd.

Disusun Oleh:
1.                        Mina Aropah                           (12541041)
2.                        Nelsa Fitriani                           (12541043)
3.                        Tri Harjayanti                          (12541046)
4.                        Syipa Sofiah Ramdiani            (12541050)
5.                        Sentia Hendra Noer Fitri          (12541052)

BIOLOGI 3 B


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) GARUT
2014


LAPORAN HASIL PRAKTIKUM  FISIOLOGI HEWAN


  A.   Judul
 Konsumsi oksigen dan mengukur kecepatan metabolisme pada jangkrik
  B.   Tujuan
Untuk mengetahui konsumsi oksigen dan mengukur kecepatan metabolisme pada  jangkrik.

  C.   Alat dan bahan
Alat yang digunakan :
Metylen blue

- Kapas

- Respirometer sederhana

-
Neraca elektrik
- Pipet tetes
- Spatula


Bahan yang digunakan :
- Vaselin

- NaOH
                                    


- 2 ekor Jangkrik (jantan dan betina)


  D.   Langkah Kerja
1. Pertama siapkan respirometer sederhana.
2. Lalu ambil NaOH dibungkus dengan kapas kemudian dimasukkan kedalam respirometer sederhana.
3. Kemudian botol respirometer tersebut ditimbang, setelah itu  dimasukkan jangkrik dan ditimbang kembali. Selisih berat dari kedua botol respirometer tersebut sama dengan berat hewan.
4.  Botol respirometer kemudian ditutup dengan penutup yang memiliki skala ukurnya, kemudian permukaan penutup tersebut diolesi dengan vaselin agar penutupnya rapat dan udara tidak dapat masuk.
5. Diletakkan botol tersebut secara miring di atas meja, sehingga kedudukan pipet sejajar dengan permukaan meja.
6. Diteteskan setetes metylenblue dengan menggunakan pipet tetes kedalam penutup respirometer yang berskala dan diamati laju tinta tersebut.

7. Dicatat laju tinta pada skala tersebut selama selang waktu 10 menit,  diulangi kegiatan tersebut sebanyak 2x

  E.   Landasan Teori
Bernapas artinya melakukan  proses  pertukaran gas, yaitu mengambil oksigen (O2) dan mengeluarkan Karbondioksisa (CO2). Oksigen merupakan zat yang sangat penting untuk setiap kehidupan. Berbagai makhluk hidup sangat memerlukan oksigen bagi kelangsungan hidupnya. Bahkan kepompong kupu-kupu yang tampak tidak bergerak juga memerlukan oksigen, sehingga apabila sekelilingnya dilapisi cat, kepompong akan mati. Pertukaran gas O2 dengan CO2 dapat berlangsung melalui proses difusi.
Proses respirasi pada serangga, sama dengan pada organisme lain, merupakan proses pengambilan oksigen (O2), untuk diproses dalam mitokondria. Baik serangga terestrial maupun akuatik membutuhkan O2 dan membuang CO2, namun pada keduanya terdapat perbedaan jelas: di udara terdapat kurang lebih 20% oksigen, sedang di air 10%. Oleh karenanya kecepatan difusinya juga berbeda, di air 3x lebih kecil daripada kecepatan difusi O2 di udara.
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa sistem trakea, yang terbuat dari pipa yang becabang di seluruh tubuh, merupakan salah satu variasi dari permukaan respirasi internal yang melipat-lipat dan pipa yang terbesar itulah yang disebut trakea. Bagi seekor serangga kecil, proses difusi saja dapat membawa cukup O2 dari udara ke sistem trakea dan membuang cukup CO2 untuk mendukung sistem respirasi seluler. Serangga yang lebih besar dengan kebutuhan energi yang lebih tinggi memventilasi sistem trakeanya dengan pergerakan tubuh berirama (ritmik) yang memampatkan dan mengembungkan pipa udara seperti alat penghembus.
Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan waktu. Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi karena respirasi merupakan proses ekstraksi energi dari molekul makanan yang bergantung pada adanya oksigen. Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut: C6H12O6 + 6O2 → 6 CO2 + 6H2O + ATP.

  F.    Hasil Pengamatan
1. Jangkrik Betina
- Penimbangan pertama yang berisi kapas dengan NaOH di dalam tabung Respirometer sederhanaseberat 25,33 gram.
- Penimbangan kedua yang berisi serangga di dalam tabung respirometer sederhana sebesar 26,00 gram.
o   Perhitungan :
          Timbangan kedua dikurangi timbangan pertama.
Timbangan  : 26,00 – 25,33 = 0,67 berat serangga
o   Perhitungan waktu oksigen yang di konsumsi:
          10 menit pertama : 1,2 ml
          10 menit kedua    :0,5 ml
          1,2 + 0,5 = 1,7 : 2= 0,85 Respirasi selama 10 menit
          Konsumsi O2       = 0,67 / 10/ 0,85
                                       = 0,087 gr/ menit/ ml
                  
Jadi konsumsi O2 serangga dalam waktu 1 menit dengan berat 1 gram adalah sebanyak 0,087ml
2. Jangkrik Jantan
- Penimbangan pertama yang berisi kapas dengan NaOH di dalam tabung Respirometer sederhanaseberat 25,33 gram.
- Penimbangan kedua yang berisi serangga di dalam tabung respirometer sederhana sebesar 25,83 gram.
o   Perhitungan :
          Timbangan kedua dikurangi timbangan pertama.
Timbangan  : 25,83 – 25,33 = 0,5 berat serangga
o   Perhitungan waktu oksigen yang di konsumsi:
          10 menit pertama : 1,0  ml
          10 menit kedua    :0,2  ml
                   1,0 + 0,2 = 1,2 : 2= 0,6  Respirasi selama 10 menit
Konsumsi O2   = 0,5 / 10/ 0,6
                   = 0,083  gr/ menit/ ml
Jadi konsumsi O2 serangga dalam waktu 1 menit dengan berat 1 gram adalah sebanyak 0,083 ml.
Berdasarkan tabel di atas, dapat kita ketahui bahwa jumlah oksigan yang di konsumsi oleh jangkrik betina lebih besaar dari pada jumlah oksigen yang di konsumsi oleh jangkrik jantan. Dengan jumlah rata-rata konsumsi oksigen pada jangkrik jantan adalah 0,083 dan pada jangkrik betina adalah 0,087 ml.

  G.  Pembahasan
Dalam percobaan ini digunakan Kristal NaOH yang berfungsi mengikat CO2 yang berada di dalam tabung respirometer, sehingga pergerakan yang disebabkan dari tinta metylenblue itu benar-benar karena adanya konsumsi oksigen dari jangkrik yang berada didalam tabung tersebut. Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2 adalah sebagai berikut:
KOH + CO2 → K2CO3 + H2O
            Larutan eosin/metylenblue berfungsi sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme (jangkrik) pada repirometer sederhana. Larutan eosin selama percobaan selalu bergerak mendekati botol respirometer sederhana karena organisme dalam percobaan (jangkrik) dalam respirometer dapat menghirup udara O2 melalui pipa sederhana sehingga larutan eosin yang berwarna dapat bergerak.
Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan adalah respirometer. Respirometer adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan beberapa hewan kecil seperti serangga. Prinsip kerja respirometer adalah alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam pernafasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme ada karbondioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organiseme yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan karbondioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat di amati pada pipa kapiler berskala.
Dari hasil pengamatan di atas, bahwa jumlah oksigan yang di konsumsi oleh jangkrik betina lebih besar dari pada jumlah oksigen yang di konsumsi oleh jangkrik jantan. Dengan jumlah rata-rata konsumsi oksigen pada jangkrik jantan adalah 0,083 dan  pada jangkrik betina adalah 0,087.
Hal ini membuktikan bahwa ukuran tubuh serta jenis kelamin mempengaruhi laju pernapasan pada hewan. Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi sistem respirasi adalah: berat tubuh, aktivitas tubuh, suhu tubuh, dan usia.


Faktor- faktor yang mempengaruhi laju respirasi:        
          1.     Jenis kelamin
Jangkrik jantan dan jangkrik betina  memiliki kecepatan respirasi yang berbeda.
          2.     Ketinggian
Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup serangga. Sebagai akibatnya serangga pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.
          3.     Ketersediaan Oksigen.
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.

  H.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa laju metabolisme biasa diketahui dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui). jumlah oksigan yang di konsumsi oleh jangkrik betina lebih besaar dari pada jumlah oksigen yang di konsumsi oleh jangkrik jantan. Dengan jumlah rata-rata konsumsi oksigen pada jangkrik jantan adalah 0,083  dan  pada jangkrik betina adalah 0,087.



  I.      DAFTAR PUSTAKA

Nurjaman, Sopyan.2010. Modul Praktikum Fisiologi Hewan. Garut: Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP).
Sadikin, Mohammad, dkk. 2001. Biokimia Eksperimen Laboratorium.  Widya Medika, Jakarta
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Prees, Jakarta.
Ganong. 2003. Fisiologi Kedokteran. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Cambell,Neil A, Reece dan Michell. 2007. Biologi jilid I edisi kelima. Jakarta: PT. Erlangga .



Tidak ada komentar:

Posting Komentar